BSN.com_Tangerang- Malam Maulid itu bukan sekadar peringatan, tapi pertemuan antara rindu dan cinta — rindu umat kepada Rasulullah, dan cinta Rasul kepada umatnya.”
Desa Pesanggrahan, Kampung Ciparanje, Tangerang — Rabu Malam , 22 Oktober 2025.
Langit Ciparanje malam itu seolah ikut bershalawat. Gema pujian kepada Nabi Muhammad SAW menggema dari pengeras suara, berpadu dengan semilir angin malam yang lembut. Ribuan jamaah memadati halaman Pondok Pesantren dan Majlis Ta’lim Al Ma’unah, pimpinan Ustadz Yusup dan Umi, pengasuh yang penuh kasih dalam membina umat.
Lampu-lampu berkelap di bawah tenda besar seperti bintang yang turun menyapa bumi. Dalam suasana penuh khidmat, umat berkumpul dalam satu ikatan cinta kepada Rasulullah SAW — cinta yang menghangatkan, menggetarkan, dan meneteskan air mata kerinduan.
Acara diawali dengan lantunan pembacaan ayat suci Al-Qur’an dari para Qori nasional yang menghidupkan ruh malam itu:
Diawali 'Al Ustadz Maulana, Qori Nasional Suara Petir dari Serang, Banten, membuka dengan bacaan menggelegar penuh penghayatan.
Dilanjutkan oleh Al Ustadzah Mujayanah, Qoriah Nasional Suara Petir asal Tangerang, Banten, dengan suara merdu yang menembus kalbu.
Tak kalah juga ,Serta penampilan yang paling mengharukan dari Muhamad Zidan Yusuf, Qori cilik sekaligus dai muda, putra dari Ustadz Yusup, yang suaranya jernih dan lembut membuat banyak jamaah meneteskan air mata haru.
Ikut hadir juga sebagai penceramah utama, Kyai Petir asal Pengodokan pasar Kemis kabupaten Tangerang, Dengan suara bergetar penuh semangat dan gaya khas yang memukau, beliau menyampaikan pesan cinta dan keteladanan Nabi Muhammad SAW.
Rasulullah bukan hanya untuk dipuji, tapi untuk diikuti. Bila cinta kepada beliau bersemayam di hati, maka hidup kita akan diterangi cahaya akhlak dan kasih sayang,” ucap Kyai Petir disambut takbir dan linangan air mata jamaah.
Acara semakin hidup dengan kehadiran Kang Narsum, artis RCTI yang dikenal lewat sinetron Dunia Terbalik, sebagai MC yang membawa suasana hangat namun tetap menjaga kekhidmatan majelis.
Dalam suasana penuh kebersamaan, tampak pula hadir para guru dan ustadz pengasuh Majlis Ta’lim dan Ponpes Al Ma’unah, di antaranya Al Ustadz Hendi, Al Ustadz Abas, dan Al Ustadz Azam.
Kehadiran mereka menjadi simbol kokohnya ukhuwah dan semangat dakwah yang terus hidup di lingkungan Al Ma’unah.
Tak lupa pula dibalik kesuksesan acara besar tersebut , hadirnya sosok sesepuh yang dihormati masyarakat, Abah Idik — yang akrab disapa Abah Maung, tokoh kharismatik sekaligus sesepuh Kampung Ciparanje.
Beliau memimpin langsung jalannya kepanitiaan dan memberikan restu serta doa agar acara Maulid berjalan lancar dan penuh berkah.
Kami hanya berharap ridho Allah SWT dan syafaat Rasulullah , Semoga acara ini membawa keberkahan khususnya seluruh warga Ciparanje, dan umumnya untuk masyarakat kabupaten Tangerang tutur Abah Idik dengan nada teduh yang menenangkan.
Dalam sambutannya, Ustadz Yusup dan Umi menyampaikan rasa syukur yang mendalam atas kehadiran ribuan jamaah dari berbagai daerah.
Kami tidak menggelar acara ini untuk kemegahan, tapi untuk kecintaan. Kami ingin setiap hati di sini menyala dengan cinta kepada Rasulullah SAW,” ujar Ustadz Yusup penuh haru, disambut tepuk tangan dan gema shalawat dari jamaah.
Tak lupa, rasa terima kasih juga disampaikan kepada seluruh tim pendukung teknis yang telah bekerja keras di balik layar.
Khususnya kepada Bapak Aples, selaku pimpinan panggung dan sound system, yang memastikan setiap lantunan shalawat, bacaan ayat suci, dan pesan dakwah terdengar jelas dan menggema hingga ke penjuru kampung.
Peran beliau menjadi bagian penting dalam kesuksesan malam yang penuh berkah ini.
Menjelang akhir acara, ribuan jamaah berdiri bersama melantunkan shalawat. Suara yang berpadu itu menggema ke langit, menggetarkan malam Ciparanje.
Anak-anak kecil melambaikan tangan sambil bershalawat, para ibu meneteskan air mata, dan para ayah menunduk khusyuk dengan dada bergetar oleh cinta.
Tidak ada kemewahan malam ini hanya cahaya, doa, dan cinta terhadap Rusollalah
( reporter -acong )


